mengejar matahari ke timur : Ambon Manise
"First Impression"
Suara mesin pesawat melaju dan berderam, terdengar tipis melalui jendela hingga menembus kabin .
Tiba-tiba announce berbunyi "Waktu mendarat sesaat lagi, mohon untuk mengencangkan sabuk pengaman anda, dan bla-bla.." bunyi dari megaphone pesawat. Tentu saja semua penumpang kemudian sibuk mengencangkan sabuk pengaman, mengatupkan kedua ujungnya, termasuk saya.
Melihat laut, yang tampak langsung dari belakang kamar kos. Cakep. Sumber : Dok. Pribadi |
Lalu pesawat pun turun dengan perlahan, disambut oleh dua tanjung yang mengapit, dengan air lautnya yang biru bersinar.
"Selamat datang di Kota Ambon" dengan tersenyum para pramugari memberikan salam perpisahan, sebelum saya dan penumpang yang lain keluar untuk menuruni anak tangga. Saya membalas dengan senyum tipis, lalu keluar untuk menghirup udara pulau ini untuk kali pertama, Ambon!
Ini bukan GTA San Andreas, ini Ambon!
Setelah tiga tahun lebih bergelut dengan pekerjaan lama di pulau Bali, akhirnya saya menemukan pekerjaan yang baru dan bertempat di kota Ambon. Tentu saja, Ambon adalah kota kedua saya dalam perantauan, setelah Bali dengan Denpasarnya.
Memang jalan hidup tidak ada yang benar-benar tahu. termasuk saya. Bisa berada di kota ini pun rasanya seperti merengkuh mimpi yang akhirnya jadi kenyataan.
Dan akan selalu ada kesan pertama, bila kita tiba di suatu tempat yang baru, termasuk Ambon."GTA San Andreas" kalimat itu yang pertama kali muncul dalam gumam saya ketika turun dari pesawat, juga saat melalui jalanan kotanya untuk pertama kali.
Memang saat melihat laut yang biru, lekukan-lekukan bukit yang hijau di kanan-kiri, itulah yang membuatnya menyerupai landscape kota San Andreas, persis yang ada didalam game playstation, GTA.
Pagi yang sejuk, siang yang teramat terik dan air mandi yang payau
Jadi gimana rasanya setelah menjalani hari pertama, tidur dan terlelap di kota Ambon? ya, tentu saja ada rasa dan kebiasaan yang berbeda dari kota sebelumnya. Merasakan dingin di pagi hari, disambut dengan kabut tipis yang turun dari bukit-bukit, hmm rasanya jadi syahdu.
Tapi, jangan kaget, semua itu dibayar tuntas saat siang hari. Matahari akan menyala sangat terik, lebih panas dari Bali yang biasanya saya tinggal. kulit mulai 'terasa clekit-clekit' seperti digigit semut dan berubah menjadi merah seperti kepiting rebus. "asli ini matahari ada tiga" kelakar saya pada teman-teman.
Selain itu, yang menjadi catatan saya pribadi ialah air. Ya, kebetulan tempat saya tinggal berada tepat di tepi laut. Yang mana air untuk kebutuhan sehari-hari, khusunya mandi diambil dari sumur, yang kadang kala terasa sedikit asin. Tentu saja, mandi dengan air payau ga senikmat mandi dengan air tawar pada umumnya. Sabun ga berbusa, kulit licin, serta rambut yang selalu mode "metal" selepas mandi menjadi lagu baru yang harus saya nikmati setiap hari. Haha.
Terakhir, yang sangat berbeda dari kota Ambon dengan kota sebelumnya ialah harga makanan. Yups, di sini sedikit lebih mahal. Perbandingannya, bila di Denpasar dengan uang lima belas ribu sudah bisa menikmati nasi campur lengkap dengan lauk serta minumnya. Namun bila di Ambon, dengan uang lima belas ribu, hanya cukup untuk mendapatkan sepotong tempe dengan sayur bening, tapi belum es tehnya loh. hehe.
Akan tetapi itu semua hanya pengalaman saya pribadi saat kali pertama tiba. Dan pastinya cerita saya ini belum bisa mengambarkan kota dan pulau yang cantik ini seutuhnya.
Salam.
"Ribuan kecil jejak kaki melangkah,
Selalu ada jalan untuk kemBali pulang.."
-Getah damar-
salam aidilfitri 1444H
ReplyDeleteGood luck to your new job, new friends, and new atmosphere.
ReplyDeleteThanks kak. Semoga hal hal baik selalu bersama kita
DeleteSemangat kak! Best wishes to you
ReplyDeletePasti, thanks ya angel
DeleteSemoga sukses di tempat yang baru, ys, ananda.
ReplyDeleteTerimakasih bu Nur, semoga hal-hal baik selalu melimpahi kita. Salam
DeleteSemoga Allah Mudahkan segala urusan Abang ya.
ReplyDeleteMemang Abang asli mana Bang?
Dari Bali pindah ke Ambon... wah kerjaan mas enak ya jalan2 trs... hehe... nanti abis dari Ambon kmn mas?
ReplyDeleteTp ttp sih yg dikangenin pasti kampung halaman.
Apalagi bila dibanding dengan Jogja ya... yang rata-rata harga makanan menurut pendapat banyak orang relatif murah.
ReplyDelete