Ngopi di Kedai Kopi Barista Jalanan Bali

Yuk Ngopi!

Saya mungkin terbilang awam untuk urusan kopi dan tetek-bengeknya. Setahu saya, kopi dinikmati ya, dengan menyeduh serbuknya menggunakan air panas, juga gula secukupnya. Itu saja, tidak lebih. Jangan tanya apa itu latte, expresso, v-sixty dan sebutan-sebutan aneh lainnya tentang kopi. Sudah pasti saya akan menjawab tidak tahu. 

Kedai kopi paling senja "Barista Jalanan"

Bahkan, waktu masih berstatus mahasiswa dulu, saya pernah  memperhatikan obrolan beberapa teman yang  'gila kopi'. Mereka mulai membicarakan jenis dan ragam biji kopi, mulai dari arabica hingga robusta. Dan yang membuat saya heran dan tak habis pikir, bisa-bisanya mereka mempersoalkan hitungan serta angka-angka dalam hal menyeduh kopi. "Lha mau minum kopi kok ribet banget?" pikir saya waktu itu. 

Namun,  ibarat kapal yang berlayar jauh dan merindukan dermaga, kopi-kopi itu pun akhirnya memperkenalkan diri dan rasanya kepada saya.

Perkenalan itu, bermula ketika seorang teman mengajak  untuk menikmati segelas kopi di salah satu kedai  miliknya yang berada di jalan Kerobokan, Bali. Kedai itu bernama Barista Jalanan.

Main catur sambil ngopi juga paling bisa kok

Gelas-gelas kosong tanpa kopi yang pahit adalah hampa

Di sana, saya disuguhi segelas kopi long black,  yang berwarna hitam pekat, dan beraroma kopi arabica kintamani yang khas. Selain itu rasa kopi yang sedikit pahit dan rasa asam yang kuat, nyatanya mampu 'menyentil' ujung-ujung syaraf di kepala saya untuk bereaksi terhadap kafein yang dihasilkan oleh seduhan kopi tersebut. 

Panjang lebar bercerita dan ngobrol banyak  tentang kopi, nyatanya masih banyak hal yang belum saya ketahui tentang si biji yang mulanya dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada  abad ke 18 lalu itu. 

Kopi, ternyata tidak hanya sekedar dinikmati sebagai minuman saja, namun juga cerita yang patut didengar oleh setiap penikmatnya. Mulai darimana biji kopi itu berasal, bagaimana proses perawatan, masa panen, pasca panen, hingga proses penyeduhan dan penyajian ke dalam gelas seduh yang biasa kita nikmati.

"Kopi itu sensitif, dan eksotis" ujar mas Juna, salah seorang barista di kedai kopi Barista Jalanan, sambil  meracik kopi-kopi tersebut dengan telaten.

Ngopi!

Latte Art karya Barista Jalanan, Keren!

Mendengar cerita dan penjelasan panjang lebar tentang kopi, ternyata tak sesederhana yang saya kira selama ini. Ya  maklum, bagi kita yang keseringan ngopi 'sasetan' pasti bakalan 'kagok' dengan model kopi yang semacam ini. Hm.. makin penasaran dengan si Kopi.

Untungnya, Mas-mas barista di kedai kopi Barista Jalanan bermurah hati dan mau bercerita serta berbagi pengetahuan tentang kopi dan seluk beluknya. Kedai kopi Barista Jalanan sendiri buka mulai pukul 09:00 Wita hingga pukul 22:00 Wita. Di Sana, menyediakan beberapa pilihan menu, mulai dari latte, expresso, v-sixty dll. Yang diracik dari biji kopi asli Bali seperti Arabica Kintamani, Batukaru, Pupuan dan jenis biji kopi lainnya.

Harganya yang ramah buat kita-kita, yuk Ngopi!

Nyruput kopi sambil menikmati jalanan Kerobokan yang padat dan ramai, nyatanya memang pilihan yang pas. Apalagi temaram lampu pijar yang sengaja di pasang sebagai dekorasi menambah suasana 'cozy' menjadi lebih nikmat. Belum lagi iringan musik blues serta jazz yang di putar menambah suasana bersantai di Kedai Kopi Barista Jalanan jauh lebih nikmat.

 Jadi kapan nyobain kopi di Kedai Kopi Barista Jalanan Bali? Yuk, mari kita ngopi bareng.

Lokasi :  🚩Barista Jalanan, Bali

Ngopi tidak hanya berbicara pahit dan pekatnya ia, namun Ngopi 

sejatinya ialah ngobrol dan mengolah pikir

-Getah Damar-