MISI 001 : Bising-Bising dari Kamar
Blattodea.
“Stt…” aku menarik telunjuk sebagai
isyarat untuk diam, kepada kucing belang yang sedari tadi asik mengamatiku.
Tentu saja berharap agar ia tak mengeong dan memelas wajah untuk meminta secuil
penganan lagi. Lantas dengan perlahan ku mulai membuka pintu, berharap
agar dia tidak berdecit sedikit pun.
Lapo rek? Sumber : Pixabay |
“ini Perang !” kataku dalam hati, ketika pintu telah terbuka.
Perang atas apa yang telah terjadi.
Dan dendam kesumat yang terlanjur menyeruak ini harus segera diakhiri!
Satu, dua, tiga dan seterusnya
perlahan ku keluarkan barang-barang dari dalam ransel. Meski sebenarnya mereka
semua tidak terlalu penting, selain hanya
pada sekaleng “Jhon” seorang.
“Ting..!” sial, uang lima ratus
perak milik ku terjatuh. Bergegas aku merangkak, kemudian bersembunyi di balik
pintu coklat yang masih setengah terbuka tadi. Bodoh, jantungku berdegub
kencang tak beraturan, serta keringat mulai deras mengalir diantara pelipis
mata.
Kulirik lagi dari celah pintu,
mulut lorong yang sepuluh ubin jauhnya. Dan berharap tak ada sedikit pun
pergerakan liar dari para kroco-kroco cilik yang menjijikan itu.
Aman.
Aku meyakin kan diri setelah lama
bersembunyi. Kuraih “john”, lalu pelan berjingkit meniti ubin, menuju
lorong. Gelap, dan sedikit lembab kentara dari aroma yang sedikit enggap ketika
aku menarik nafas. Maklum, lorong ini jarang terpapar sinar matahari, dan karena
aromanya pula lah, yang membuat kroco-kroco itu tertarik. Apa lagi banyak tumpukan
barang yang tak beraturan, serta tak terjamah.
Dan sudah selayaknya, lorong yang
enggap ini menjadi Palagan bagi kami.
“Rasakan ini!” pekik ku, setelah
menekan tuas pada leher si “Jhon”. Lantas, bunyi berdesis disertai dengan
butiran embun menyeruak memenuhi seisi lorong. Seketika itu juga, aroma racun tercium
setelah aku menyemprotkan cairan itu.
“Ini untuk makananku yang kalian
kerubungi, Bangsat!”
Pekikku seraya menyemprotkan racun
pada segerombolan kecoa yang bersembunyi dibalik tumpukan kardus abu.
“Dan ini. Untuk kau yang selalu mengerayangi
tidurku!” kemudian dengan membabi buta kusemprotkan lagi “Jhon” ke kerumunan
kecoa yang berlarian acak tak tentu arah.
Dan mereka pun mati mengelepar.
Awas, ada kecoa dalam kamar!
aha!!! jhon ini pembasmi serangga ya...
ReplyDeleteaku uda menerka nerka aja tadi apa yang hendak dilakukan si tokoh aku ini terhadap jhon dan kroco kroco yang ternyata adalah....coro hehehe
Pengusir serangga. Iya kak. Buanyak Kecoa di kamarnya. Semoga kamar kita aman dari kecoa.
Deletebetul kak, tapi yang aku selalu salut dari cerpen cerpen di blog mas supriyadi pilihan katanya betul betul kaya mas...cara penuturan ceritanya jadi terbaca indah karena ada permaian kata yang ga biasa. Lanjutkan mas ^^
DeleteSiyap Kak, terimakasih untuk saran sarannya..
Deletemisinya 001 berarti kutebak akan ada misi 002 dst nih :)
Deletewaduuuh, sumpah, saya kalo ketemu ama kecoa bisa heboh mas... ngeliat satu aja di kamer saya uber sampe kena.
ReplyDeleteSama mas. Paling benci sama kecoa. Jijik juga terkadang. haha
DeleteWuih mantaaap ..., dibalik manfaat pembasmi kecoa, juga nyamuk ...dibuat satu story yang keren.
ReplyDeleteJujur, tadinya kukirain John nama dari satu franchise roti yang ukurannya panjang itu ๐
haha Iya mas. Kecoa hewan yang menggangu sekali. Btw, saya coba cari franchise roti jhon dulu ya hehe
DeleteUdah ketemu belum infonya ?, hehehe ...
DeleteSiapa tau ya ditangan mas Supriyadi franchisenya bisa berkembang, usahanya jadi rame ๐
sudah mas, hehe. Waralaba dari Singapura yak, enak kayanya. Eh, malah kepikiran buat julan roti jhon.
DeleteRoti Jhon kyk apa tuh???
Deleteroti lapis dari singapura bang, sekilas saya membaca. Waralaba begitu. Mungkin tertarik?
DeletePicture is amazing! Greetings from Turkey.
ReplyDeletethanks for visit my blog
DeleteVery wellcome dear friend! Happy weekend.
Deletekasihan dia mati begitu sahaja hahaahah
ReplyDeleteiya kak, menyebalkan melihat kecoa mengisi bilik kamar kita. Jorok kesannya.
Deletehahahaha...
Deleteentry terbaru, mas? ;-)
Iya nih, yang baru. Dan bentar lagi mau buat yang baru. Masih mengumpulkan Ide dan niat hehe
Deletechaiyok! chaiyok! ;-)
DeleteWah, untung yang dibasmi kecoak, bayangkan kalau yang dibasmi yang tidak kasat mata tapi bikin kita sakit, tau kan, si covid tuh. Tapi, tetep sih, aku membenci kecoak. Hehe... :D
ReplyDeleteAku takut dekat2 kecoak semenjak tau kecoak bisa terbang macam manusia mabok udara.
Saya kira yang tak kasat mata itu hantu mbak. hehe. Oiya, Covid juga menyebalkan, semoga lekas menghilang.
DeleteTadinya kukira yang mau di usir si John ini tikus taunya kecoa ��
ReplyDeleteTapi baik tikus maupun kecoa dua-duanya menyebalkan kalau sampai masuk rumah.
Btw, cerpennya keren mau nulis basmi kecoa aja bagus kek gini. Duuh ☺
Terimakasih kak, sudah mau berkunjung. Oiya, memang kecoa dan tikus hewan yang menjijikan. satu lagi, cicak saya juga geli. :)
Deleteapalagi cicak yang mutusin ekornya lalu ekornya gerak sendiri ๐
DeleteIya, geli geli gitu cicak. Masa iya udah putus masih bisa gerak-gerak
DeleteBinatang yg paling aku benci ini :D. Rasanya memang kalo udh ngeliat kecoak, bawaan lgs pengen semprot obat hama dan bersihin rumah dr segala macem sampah ga perlu.
ReplyDeleteBtw, cerpennya unik juga mas :). Di awal2 udh bikin penasaran ini perang lawan siapa :D
Wah, terimakasih kak. Hehe, iya nih saya benci kecoa. Ya bagaimana lagi, namanya hewan ciptaan Tuhan.
Deleteiya ceritanya, lagi eksperimen nih hehe
Kecoak kalau sudah berkembang biak memang sangat mengganggu. Saya pernah naik bus yang joknya banyak kecoak. Wow ..., gigitannya gatal kayak digigit nyamuk. Terima kasih telah berbagi cerita, Mas Supriyadi.
ReplyDeleteSepakat bu, kecoa memang menyebalkan. Dan anehnya cepat sekali ia berkembang biak, di sela sela barang ataupun ruang!
DeleteBtw, terimakasih bu sudah berkunjung.
Di kamar mandi juga kadang ada kecoak biarpun ngga banyak, sebel memang, apalagi aku ngga punya si Jon, adanya jin.๐
ReplyDeleteKeren cerpen nya kang Supri.
Wah, salam suhu. Saya juga suka cerpennya kang Agus. Lucu lucu. Terimakasih
DeleteA future event determines the outcomes of this change, and the result result} of this event is unknown at the time that a wager is made. Ulrich, who served as a ์นด์ง๋ ธ์ฌ์ดํธ member of the City Council for 12 years before joining Adams’ administration, has a historical past of gambling. Before news broke of the search warrant focusing on Ulrich, Adams was abruptly whisked away from a City Hall press conference by an aide Tuesday morning. Financial help for ScienceDaily comes from ads and referral packages, the place indicated. Governments are imagined to be God’s servants and seek the welfare of society as a whole.
ReplyDelete