Air Terjun Sumampan; Melali lagi di Bali kala Pandemi
"Liburan saat Pandemi, Boleh?"
Tulisan ini
adalah ‘buah’ dari rasa malas. Ya, seharusnya saya menuliskan cerita ini
sebulan yang lalu. Namun karena didera oleh berbagai kesibukan, akhirnya barulah
sekarang buah pikir ini saya tuliskan.
Ya, cerita kali
ini masih sama. Sebuah catatan perjalanan saat mengunjungi air terjun Sumampan
yang berada di kabupaten Gianyar, Bali.
Bermula ketika
keadaan yang mulai menjenuhkan, akhirnya dengan menggunakan sepeda motor, saya
dan empat orang teman lincah membelah angin dan deru jalanan menuju ke sebuah tempat
yang bernama air terjun Sumampan. Untuk sampai ke sana, kami memerlukan waktu tempuh,
setidaknya satu jam. Perjalanan pada waktu itu bisa dikata relatif lebih cepat dari
biasanya. Selain karena akses menuju lokasi yang dekat dengan jalan utama dan beraspal
baik, kondisi pagebluk dengan kebiasaan normal baru, tentu saja berpengaruh
terhadap jalanan yang semula ramai, kini terlihat jauh lebih sepi dan lenggang.
Ah saya suka kondisi ini, meski ada sedikit rasa duka yang menyelimuti karena
pandemi.
Selepas dari Denpasar, jalanan menuju gianyar tak jauh berbeda dengan kondis jalanan Ketika saya mengunjungi air terjun Campuhan yang berada di kabupaten Tabanan. Jalanan aspal yang mulus, dengan trotoarnya yang rapi dan berkondisi baik, membuat perjalanan kami nyaman tanpa ada halangan yang berarti. Tentu saja, deretan rumah-rumah dengan ornamen bali yang khas menjadikan perjalanan waktu itu sangat ikonik untuk dikenang. Dan terkadang, beberapa jurut sawah terlihat seolah-olah mencuri pandang kepada kami dari balik deret rumah-rumah itu, ketika motor yang kami tumpangi deras melaju. Mungkin, inilah salah satu daya tarik dari sekian banyak keindahan dan keunikan yang ada pulau Bali.
Air terjun Sumampan Sumber: Dokumen pribadi |
Masuk ? Bayar Seikhlasnya!
Selepas menempuh
jalanan yang beraspal, Ketika hampir sampai, motor yang kami tumpangi melalui
sebuah jalan kecil yang berada di tepi persawahan. Dan jalan tersebut kondisinya
belum beraspal. Namun, jalan kecil itu dalam kondisi yang baik ketika kami melewatinya.
Motor metik kami yang terkesan manja pun, dengan gahar mampu melaluinya sampai
di titik masuk air terjun Sumampan.
Selepas memarkirkan
motor, kami di sambut oleh seorang yang berpenampilan nyentrik, dan berperawakan
ramping. Ia adalah Abang Zeri. Begitu saya dan teman-teman menyebutnya. Dengan rambut
gimbalnya yang terurai, ia memberi salam dan bercerita sedikit banyak tentang
air terjun Sumampan dan kondisinya saat itu, yang sepi pengunjung karena
pagebluk.
“iya, ini sambil
ngebersihin rumputnya yang mulai Panjang bang, kemarin-kemarin habis tutup
soalnya” ujar Bang Zeri dengan sabit ditangan kanannya berujar kepada kami.
Selepas kami
berbincang-bincang, Ketika hendak melakukan pembayaran retribusi, Bang Zeri
Kembali berseloroh,
“bayarnya,
seikhlasnya aja bang”
Tentu saja, kami
sampai terheran-heran dengan pernyataan bang Zeri tersebut. Akhirnya dengan
sepakat, masing-masing dari kami memberikan selembar lima ribuan dan mengisinya pada wadah retribusi yang telah di sediakan.
Bang Zeri saat
dihubungi via daring pun mengatakan tidak ada patokan biaya yang harus
dikeluarkan untuk masuk ke air terjun Sumampan. Namun, tidak ada salahnya bila
kita memberikan iuran seikhlas dan sepantasnya, sebagai salah satu wujud
dukungan terhadap kebersihan dan kenyamanan air terjun Sumampan.
Ini air
terjun apa galeri seni? Kok keren!
Saat akan
memasuki air terjun Sumampan, deret rimbun pepohonan mengarahkan kami kepada runtutan
anak tangga yang ‘cukup’ menantang untuk dilalui. Panjang dari anak tangga
tersebut sekitar enam puluh centi dan lebar dua puluh centi. Dengan pemandangan
yang mengarah langsung pada air terjun Sumampan. Tentu saja, suara gemuruh air
terjun Sumampan pun turut jelas terdengar.
Sungguh keren!
Nyebur bang? mandi-mandi... Sumber : Dokumen pribadi. |
Di sisi kanan
saat menuruni anak tangga, terdapat pola cantik pada dinding tebing, berupa
garis-garis yang mengalur dan memanjang hingga ke bibir tebing. Munculnya pola
garis-garis tersebut, disebabkan oleh aktivitas penambangan liar yang pernah
dilakukan. Namun setelah dilihat, meski pola garis tersebut muncul akibat dari penambangan liar, tetapi malah seakan-akan menjadi
sebuah karya seni yang unik dan luar biasa. Salut!
Dan selain
dinding tebingnya yang unik, air terjun ini juga di penuhi oleh ukiran!
Ukiran-ukiran pada Air terjun Sumampan. Serasa berada di jaman Kerajaan ya? Sumber : Dokumen Pribadi |
Garis-garis yang mengalir dan mengalur. Sumber : Dokumen Pribadi |
Aliran Sungai pada air terjun Sumampan Sumber : Dokumen Pribadi |
Ya, unik karena bebatuan yang tersebar di beberapa tempat pada air terjun Sumampan, telah diukir dengan berbagai macam bentuk dan rupa yang unik. Ada yang berupa kepala-kepala, bentuk tubuh manusia, relief dan berbagai bentuk abstrak yang lain.
“Patung-patung
tersebut di ukir oleh banyak orang, yang biasa berada di pos air terjun,
terutama pak Made, selaku pemilik lahan” Ujar Bang Zeri menjelaskan lagi melalui
daring.
Dan akhirnya, di sanalah berdiri kokoh sebuah
dinding tebing yang dialiri air setinggi lima belas meter. air yang mengalir beradu
riak dengan bebatuan di depannya, hingga membuat suara bergemuruh dan riuh, yang
membuat suasana menjadi syhadu dan tenang saat kami tiba di air terjun
Sumampan.
Beberapa teman
telah bersiap untuk mandi. Namun tidak dengan saya, yang lebih memilih untuk
duduk dan diam. Sambil mendengarkan suara alam yang tenang mengalun, lalu
apakah suara Tuhan juga terdengar? Entahlah.
Sekian.
Trilogi Cinta; Tuhan, Aku dan Alam.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Bersama Bang Zeri Sumber : Dokumen Pribadi |
Air terjun tegenungan & kanto lampo gianyar juga bagus loo..
ReplyDeleteWih boleh tu. Oke masuk aku masukin list. Salam
DeleteAir terjunnya cantik dan besar banget lho. Seriusan! Beda sama yang di Malang yang rata-rata kecil.
ReplyDeleteBayar seikhlasnya bikin bingung. Semoga 5k sudah pantas ya Kak.
Kalau di sini banyak air terjun dan harga masuknya bervariatif & di atas 5k.
Harga masuk di atas 5k tapi air terjun & pemandangan tak sebesar di sana tapi sudah ada spot-spot foto / bermain buatan manusia.
Namun, tetap saja, aku lebih suka yang alami pemandangannya. Keren Kak.
Pengen ke sana.
Iya kak, saya juga pernah ke air terjun yg ada di malang. Sama bagusnya, tapi punya ciri masing masing. Mungkin malang banyak wahana artifisialnya. Yuk kak, ke Bali.
DeleteIya, rata-rata air terjun di Malang kecil, tapi banyak sekali dan juga sekarang sudah memiliki artifisialnya.
DeleteIya nih, udah lama banget nggak ke Bali. Pengen ke sana lagi, tapi lebih pengen lagi ke Lombok sih. :)
Halo Damar, salam kenal.
ReplyDeleteAku lihat gambar-gambar Air Terjun Sumampan seger banget.
Aku catat ah siapa tahu ada kesempatan ke Bali lagi.
Salam kenal juga Kak Dini, Boleh coba dikunjungi air terjunnya. Keren kok. terimakasih sudah berjejak di post ini, Salam sehat kembali.
DeleteLive casino site - Lucky Club
ReplyDeleteIf you've heard that slot machine online gambling is rigged you've luckyclub.live probably heard that in the US, the casino offers slots as they do in other countries. How to